Label

Rabu, 21 September 2016

Artikel Ilmiah Pengendalian Penyakit Flu Burung Pada Ayam Broiler


Pengendalian Penyakit Flu Burung Pada Ayam Broiler


Latar belakang :
                    Pada masa sekarang peternakan unggas terutama ayam broiler berkembang pesat di Indonesia. Hal ini karena peternakan ayam broiler lebih efisien dari peternakan ruminansia dari segi modal yang lebih rendah dan waktu panen yang relative singkat. Pengembalian modal juga relative lebih cepat karena waktu panen yang singkat. Selain waktu panen yang singkat factor yang menyebabkan cepatnya pengembalian modal adalah harga unggas yang terjangkau dan permintaan yang pasar tinggi terhadap unggas.
              Namun dalam berternak ayam broiler terdapat banyak masalah yang di hadapi  seperti penyakit flu burung yang menyerang unggas. Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A virus influenza termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A terdiri dari Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N), kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya.
                 Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2 , H7N7, sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N9. Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Salah satu penyebab unggas terserang flu burung adalah kurangnya vaksin dan vitamin yang di berikan oleh peternak. Ayam broiler adalah ternak yang dipelihara dalam ruang yang sempit sehingga memperbesar kecepatan penularan penyakit pada ternak lain.
               Penyakit pada ayam broiler bermacam-macam jenisnya, namun penyakit yang paling dikenal oleh masyarakat adalah penyakit flu burung. Hal ini dikarenakan beberapa tahun ini flu burung telah membuat banyak ayam mati mendadak. Hal ini sangat merugikan peternak jika tidak dilakukan pengendaliaan pada penyaki flu burung secara intensif.
                 Dengan Pencegahan virus flu burung ini dapat meningkatkan produktifitas peternak karena hasil ternaknya akan meningkat. Pencegahan dapat dilakukan dengan pengontrolan pakan dan jumlah nutrisi yang diberikan. Selain itu pencegahan agar flu burung tidak menyebar ke ternak lain kita harus memisahkan ternak yang sudah terserang penyakit tersebut.
                   Dibutuhkan pengetahuan bagi para peternak tentang ciri-ciri ternak yang terserang flu burung agar dapat segera di tangani. Ternak yang suda terserang penyakit harus segera di pisahkan agar tidak menular ke ternak lain. Namun masih sedikitnya pegetahuan para peternak tentang cara mengatasi masalah flu burung membuat kasus flu burung masih sering terjadi. Oleh karena itu, Penulis akan membahas tentang cara pengendalian mengatasi flu burung dan bagaimana cara agar flu burug tidak menular ke ternak lain.


Rumusan masalah :
  1. Bagaimana cara pencegahan agar ayam broiler agar tidak terserang flu burung?
  2.   Bagaimana cara menangani penyebaran flu burung agar tidak menular ke ternak yang lai
          Tujuan :
  1. Mengetahui cara pengendalian flu burng pada unggas untuk mengurangi kerugian ternak akibat kematian ternak.
  2.  Mengetahui cara menangani penyebaran penyakit flu burung pada ayam broiler agar tidak menular ke ternak yang lain.
Metode : 
       
            Metode yang digunakan oleh penulis dalam menyusun karya ilmiah ini menggunakan beberapa metode yaitu studi pustaka dan analisis data. Pemilihan metode studi pustaka diharapkan karya ilmiah yang dibuat tidak menyimpang dari data yan sudah ada sebelumnya. Analisis data yang digunakan dengan metode deduktif dan induktif. Metode deduktif dilakukan dengan mencari hal-hal yang bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang khusus. Metode induktif dilakukan dengan mencari hal-hal yang khusus dan dapat ditarik kesimpulan ke hal-hal yang umum. Dengan dua metode ini diharapkaan karya ilmiah yang dibuat dapat memberikan informasi yang benar dan sesuai dengan fakta yang ada.

Pemahasan :
           
      1.1  Pencegahan agar ayam broiler agar tidak terserang flu burung
Pencegahan flu burung pada ayam broiler dapat dilakukan dengan 3 jalan, yakni dengan peningkatan biosekuriti, pemberian vaksinasi, dan depopulasi serta stamping out.
1.      Biosekuriti adalah cara menangani ternak secara higienis, cara meliputi semua tindakan yang merupakan pertahanan pertama untuk mengendalikan wabah dengan mencegah semua kemungkinan kontak atau penularan dengan peternakan yang tertular dan penyebaran penyakit. Tindakan meliputi :
a.    Melakukan pengawasan lalu lintas dan tindakan karantina atau isolasi local peternakan        tertular dan lokasi penampungan unggas yang tertular serta membatasi secara ketat lalu lintas kontaminan yang meliputi hewan atau unggas, produk unggas dan alas kandang.
b.     Membatasi lalu lintas orang atau pekerja dan kendaraan yang keluar masuk lokasi peternakan
c.     Para pekerja dan semua orang yang ada di lokasi peternakan harus dalam keadaan sehat
d.   Untuk keamanan petugas maupun unggas, para pekerja dan semua orang yang ada di lokasi peternakan atau penampungan unggas tertular harus menggunakan pakaian pelindung, kacamata, masker, sepatu pelindung, dan harus melakukan tindakan desinfeksi serta sanitasi
e.   Mencegah kontak antara unggas dengan burung liar atau burung air, tikus, lalat dan hewan lainnya.
f.     Dekontaminasi dan desinfeksi adalah tindakan untuk mensucihamakan secara tepat dan cermat terhadap pakan, air minum dan semua peralatan, pakaian pekerja kandang, alas kaki, kendaraan dan bahan lain yang tercemar termasuk bangunan kandang yang bersentuhan dengan unggas, kandang atau tempat penampungan unggas.
2.    Vaksinasi merupakan program pengebalan dengan memasukkan virus flu burung yang sudah dilemahkan atau dimatikan. Tujuannya adalah merangsang tubuh membentuk antibody untuk melawan virus flu burung apabila suatu saat menyerang. Banyak peternak takut melakukan vaksinasi pada unggasnya karena alasan takut unggasnya mati. Hal ini kurang benar karena vaksin yang beredar saat ini adalah vaksin inaktif yang berasal dari virus flu burung yang sudah dimatikan dan tingkat keamanannya lebih baik. Tahun 2006, telah dibuat vaksin rekombinan inaktif yang dibuat dari virus H5N1 lokal dengan metode reverse genetic.Vaksin flu burung memang cukup aman untuk hewan sehat, tetapi jika sudah terlanjur sakit sebaiknya jangan divaksin karena keamanannya tidak bisa dijamin. Pemilik sebaiknya melakukan program vaksinasi secara rutin dan tidak usah menunggu ada ayam yang sakit baru divaksin karena antibody untuk melawan flu burung tidak langsung timbul seketika. Pada umumnya, unggas akan membentuk antibody 2 minggu setelah divaksin.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheTmIzIsFsWsLUr0SNiDfNcFC5mi27XKj81HKJBftAdsIpIvIQGiNPPcXvcoa3CoiWqw2W5mhI6WVCX63xCIq3mahwlC-jAJNuAjXqIzzGr5YcyQVCNX2laF033u_bZuzik2aPDdeTIIw/s1600/Info+Harga+Ayam+Broiler.JPG

1.2  Menangani penyebaran flu burung agar tidak  menular ke ternak lain
Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas ke manusia,penyakit ini dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekreta burung / unggas yang menderita flu burung. Penyebaran virus flu burung ini sangat cepat yang mengakibatkan banyaknya ayam yang mati mendadak. Seekor unggas yang terinfeksi virus H5N1 akan menularkannya dalam waktu singkat.
Agar penularan tidak terjadi pada ternak lain kita harus mengetahui terlebih dahulu gejala ternak yang terserang flu burung. Gejala klinis flu burung pada unggas mirip dengan gejala newcastle disease, atau di indonesia disebut penyakit tetelo atau pileren yang disebabkan oleh paramyxovirus.
 Gejala Klinis ternak unggas yang terinfeksi flu burung sebagai berikut:
1.      Jengger, pial, dan kulit perut yang tidak ditumbuhi bulu bewarna biru keunguan.
2.       Pembengkakan di sekitar kepala dan muka.
3.       Ada cairan yang keluar dari hidung dan mata.
4.      Perdarahan di bawah kulit (subkutan)
5.       Perdarahan titik (ptechie) pada daerah dada, kaki, dan telapak kaki.
6.       Batuk, bersin, ngorok.
7.      Diare.
8.      Tingkat kematian tinggi.
Jika semua unggas peliharaan memiliki daya tahan yang bagus  maka infeksi tidak akan menyebabkan kematian, dengan kata lain virus tidak aktif. Sebaliknya, jika kondisi unggas berada dalam kondisi buruk maka flu burung dapat mematikan. Penyakit flu burung dapat ditularkan dari unggas ke unggas lain atau dari peternakan ke peternakan lainnya dengan cara sebagai berikut :
1.      Kontak langsung dari unggas terinfeksi dengan hewan yang peka.
2.      Melalui lendir yang berasal dari hidung dan mata.
3.      Melalui kotoran (feses) unggas yang terserang flu burung.
4.      Lewat manusia melalui sepatu dan pakaian yang terkontaminasi dengan virus.
5.      Melalui pakan, air, dan peralatan kandang yang terkontaminasi.
6.      Melalui udara karena memiliki peran penting dalam penularan dalam satu    kandang, tetapi memiliki peran terbatas dalam penularan antar kandang.
 Melalui unggas air yang dapat berperan sebagai sumber (reservoir) virus dari dalam saluran intestinal dan dilepaskan lewat kotoran. Jika ayam yang terinfeksi mengalami kematian, lebih baik ayam tersebut dibakar agar bakteri tersebut ikut mati dan tidak menular ke ayam yang lain.
            Usaha yang dapat kita lakukan untuk memperkecil penularan dari ternak satu ke ternak yang lain dengan cara sebagai berikut :
  1.   Pisahkan ayam broiler yang tertular virus flu burung dengan ayam broiler yang sehat. Hal ini perlu dilakukan karena penularan virus flu burung sangat cepat.
  2. Kandang yang dibuat jangan terlalu sempit karena jika terlalu sempit penularan akan semakin cepat karena jarak ayam yeka berdekatan membuat kontak antar ayam semakin banyak.
  3. Kotoran ayam broiler sering di bersihkan karena salah satu cara penularan virus flu burung melalui kotoran ayam.
  4. Mencegah kontak antara unggas dengan burung liar, karena burung liar dapat membawa  virus flu burung
Kesimpulan
        Flu burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus H5N1 yang menyerang unggas salah satunya ayam broiler. Pencegahan pada penyakit flu burung sangat penting dilakukan agar tidak merugikan peternak Pencegahan dapat dilakukan dengan pengontrolan pakan dan jumlah nutrisi yang diberikan. Selain itu pencegahan agar flu burung tidak menyebar ke ternak lain kita harus memisahkan ternak yang sudah terserang penyakit tersebut. Pencegahan flu burung pada ayam broiler dapat dilakukan dengan 3 jalan, yakni dengan peningkatan biosekuriti, pemberian vaksinasi, dan depopulasi. Jika semua unggas peliharaan memiliki daya tahan yang bagus  maka infeksi tidak akan menyebabkan kematian, dengan kata lain virus tidak aktif. Sebaliknya, jika kondisi unggas berada dalam kondisi buruk maka flu burung dapat mematikan.



Daftar Pustaka
Cucunawangsih. 2006. Cara Mewaspadai dan Mencegah Flu Burung. Jakarta: Gramedia.Yuliarti, Nurheti. 2006. Menyingkap Rahasia Penyakit Flu Burung.Yogyakarta: Andi.Fadilah, R. 2011. Mengatasi 71 Penyakit Pada Ayam. Jakarta: Agro Media Pustaka.Sudaryani, T. 2003. Teknik Vaksinasi dan Pengendalian Penyakit Ayam. Jakarta: Penebar  Swadaya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar