BAB
I
PENDAHULUAN
Anatomi
adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh makluk hidup. Anatomi terbagi
menjadi beberapa cabang ilmu yaitu anatomi hewan, anatomi manusia, dan anatomi
tumbuhan. Anatomi mempelajari
struktur organ tubuh bagian dalam meliputi pencernaan dan pernafasan.
Pengamatan anatomi hewan pada tikus putih (Rattus
norvegicus) dilakukan dengan mengamati sistem pencernaan kemudian sistem
pernafasannya. Sistem pencernaan Tikus Putih (Rattus norvegicus) berupa mulut, kerongkongan, lambung, usus halus,
usus besar, dan anus. Sistem pernafasan Tikus Putih (Rattus norvegicus) berupa hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru paru.
Anatomi sistem pencernaan dan sistem pernafasan pada hewan dipelajari untuk
mengetahui letak, struktur, dan fungsi sistem pencernaan dan sistem pernafasan
pada hewan. Anatomi sistem pernafasan
dan pencernaan penting dipelajari untuk mengetahui struktur, letak dan fungsi
pencernaan dan pernafasan secara umum.
Tujuan Praktikum Anatomi Hewan adalah untuk mengetahui saluran
pencernaan dan pernafasan Tikus Putih (Rattus
norvegicus) serta mengetahui fungsi pencernaan dan
pernafasan Tikus Putih (Rattus norvegicus)
secara umum. Manfaat dari
Praktikum Anatomi Hewan adalah mengetahui anatomi sistem pencernaan dan anatomi
sistem pernafasan pada hewan serta untuk mengetahui fungsi dari sistem
pencernaan dan sistem pernafasan pada hewan.
BAB II
MATERI
DAN METODE
Praktikum Biologi dengan materi
Anatomi Hewan dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Oktober 2016 pukul 15.00 - 17.00 WIB di
Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro, Semarang.
2.1 Materi
Materi yang digunakan pada Praktikum
Anatomi Hewan meliputi alat dan bahan. Alat yang digunakan adalah kotak
pembius, baki bedah, gunting, pisau bedah, pinset, jarum pentul, pines, alat tulis dan cutter.
Bahan yang digunakan adalah Tikus Putih (Rattus
norvegicus), kapas
dan kloroform.
2.2 Metode
Praktikum
Biologi tentang Anatomi Hewan yaitu
dengan
memasukkan Tikus Putih (Rattus norvegicus) ke dalam kotak pembius
yang telah diberi kloroform. Meletakkan
Tikus Putih (Rattus
norvegicus) yang telah
pingsan pada baki bedah kemudian
tangan dan kaki Tikus Putih (Rattus norvegicus) direntangkan menggunakan
pines. Menyembelih Tikus Putih (Rattus norvegicus) pada
bagian leher hingga terputus tiga saluran yaitu vena jugularis, esofagus dan
trakea. Membedah dari perut bawah secara melintang
menggunakan pisau bedah kemudian
secara membujur sampai ke atas untuk membuka tulang rusuk Tikus Putih (Rattus norvegicus). Mengambil saluran pencernaan dan saluran pernafasan
kemudian amati dan gambar hasil pengamatan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Anatomi Hewan
Anatomi
adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh dan bagian bagian tubuh
suatu makluk hidup antara yang satu dengan yang lainnya dan saling berhubungan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Pearce (2009) yang menyatakan bahwa anatomi atau
ilmu yang mempelajari tentang
susunan tubuh suatu makluk hidup dan hubungan bagian-bagian organ makhluk hidup yang berhubungan satu dengan
yang lain.
Tubuh makhluk hidup terdapat banyak sistem yang bekerja meliputi sistem
pernafasan, sistem pencernaan, sistem eksresi, sistem endokrim, sistem syaraf,
sistem reproduksi dan sistem kekebalan tubuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Isnaeni (2006) yang
menyatakan bahwa sistem organ pada hewan meliputi sistem saraf, reseptor &
efektor, sistem endokrin, sistem pencernaan, sistem sirkulasi, sistem
respirasi, termoregulasi, sistem pengeluaran, osmoregulasi, dan sistem
reproduksi.
3.2 Anatomi
Pencernaan
Hasil pengamatan praktikum acara
anatomi ditampilkan pada Ilustrasi 6. Data yang ditampilkan merupakan hasil
pengamatan pada organ digesti Tikus Putih (Rattus
novergicus).
![]() |
Ilustrasi
6. Data Pengamatan Organ Pencernaan
Berdasarkan
hasil praktikum yang dilakukan, diketahui
bahwa
saluran yang membentuk sistem
pencernaan Tikus Putih (Rattus norvegicus)
dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.
Hal ini sesuai dengan pendapat Campbell et
al. (2004) yang menyatakan bahwa saluran
pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar,
dan anus. Sistem pencernaan berfungsi untuk menyerap nutrisi pada makanan dan
minuman yang dibutuhkan oleh tubuh dan sisa dari penyerapan yang tidak
diperlukan akan dibuang melalui anus. Hal ini sesuai dengan pendapat Istiqomah et al. (2013) yang menyatakan bahwa
fungsi dari sistem pencernaan sebagai tempat mencerna dan menyerap nutrisi pada
makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh yang kemudian dikeluarkan melalui
anus.
3.3 Anatomi Pernafasan
Hasil
pengamatan praktikum acara anatomi ditampilkan pada Ilustrasi 7. Data yang
ditampilkan merupakan hasil pengamatan pada organ pernafasan Tikus Putih (Rattus norvegicus)
![]() |
Ilustrasi
7. Data Pengamatan Organ Pernafasan
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui organ yang membentuk
sistem pernafasan adalah
hidung, trakea,dan paru paru. Hal ini sesuai dengan pendapat Campbell et al. (2004) yang menyatakan bahwa
sistem respirasi pada mamalia dimulai dari rongga hidung, faring, menuju
trakea, bronkus, bronkiolus, dan berakhir pada paru paru dimana di dalam paru
paru terdapat alveoli. Sistem organ pernafasan berfungsi untuk menerima gas
oksigen ke dalam paru paru dan melepas karbon dioksida yang tidak diperlukan
oleh tubuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Handaya et al. (2011) yang menyatakan bahwa sistem pernafasan digunakan
sebagai tempat pertukaran gas oksigen dengan gas karbondioksida.
BAB
IV
SIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum yang telah dilaksanakan disimpulkan bahwa saluran pencernaan pada hewan
Tikus Putih (Rattus norvegicus)
terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus.
Sistem pencernaan berfungsi sebagai tempat menyerap nutrisi makanan dan minuman
yang masuk ke dalam tubuh dan mengeluarkan sisa sisa pencernaan melalui anus. Saluran pernafasan pada hewan
Tikus Putih (Rattus norvegicus)
terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan paru paru.
Sistem pernafasan berfungsi sebagai pertukaran antara oksigen dengan karbon
dioksida di alveoli.
4.2 Saran
Berdasarkan
praktikum yang telah dilaksanakan sebaiknya dalam melakukan praktikum ini organ
dari Tikus Putih (Rattus norvegicus)
diambil dan dipisahkan secara perlahan, agar organ sistem pencernaan dan organ
sistem pernafasan tidak rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., J. B. Reece dan L. G. Mitchell. 2004.
Biologi. Jakarta, Erlangga.
Handaya,
W. B. T. dan Y. Magaretha. 2011. Alat bantu ajar sistem pencernaan dan
pernafasan pada manusia berbasis Web J. Informatika 2 (7): 201-211.
Isnaeni,
W. 2006. Histologi Hewan. Kanisius, Yogyakarta.
Istiqomah,
Y. N dan A. Fadlil. 2013. Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit saluran
pencernaan menggunakan metode dempster shafer. J. Sarjana Teknik Informatika 1(1): 32-41.
Pearce,
E. C. 2009. Anatomi keperawatan klien dengan gangguan sistem klosan. Salemba Medika, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar